简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:(BBRI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun di sepanjang 2020, mengalami penurunan 45,70% dari laba bersih tahun 2019 sebesar Rp 34,37 triliun.
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun di sepanjang 2020, mengalami penurunan 45,70% dari laba bersih tahun 2019 sebesar Rp 34,37 triliun.
“Laba ini kalau dibanding tahun lalu pasti turun, bahkan ada satu bulan kita tidak bukukan laba sama sekali ketika alokasikan resources seluruhnya untuk restrukturisasi melakukan penyelamatan nasabah utama kita yakni UMKM. Alhamdulillah restrukturisasi sudah dilakukan dan tren turun,” kata Direktur Utama BRI Sunarso, dalam paparan virtual, Jumat (29/1/2021).
Sampai akhir kuartal IV-2020 BRI dan grupnya telah menyalurkan kredit Rp 938,37 triliun, atau tumbuh 3,89% yoy (year on year) dari tahun sebelumnya 2019 sampai Desember yakni kredit Rp 903,2 triliun.
Pertumbuhan kredit terjaga dan sehat dengan NPL 2,99% di mana NPL coverage aman dengan pencadangan NPL mencapai 237,73%
“Jadi saya tegaskan NPL 2,99% dan di-cover pencadangan 237,73%.”
“Aset BRI tumbuh untuk pertama kalinya tembus di atas Rp 1.500 triliun yakni Rp 1.511,81 triliun dan artinya aset tersebut mengalami pertumbuhan positif dan kemudian dijaga dengan sehat kualitasnya dan hasil profit sehat pula.”
“Kita semua tahu dan menyadari bahwa ekonomi dunia saat ini sedang berjuang pulih akibat krisis akibat pandemi. Tahun lalu merupakan tahun terberat yang kita alami dan rasakan bersama. Bahkan krisis tahun lalu lebih buruk dibanding 1998 dan 2008 maupun 2013,” kata Sunarso.
“Tahun lalu pertumbuhan ekonomi terkontraksi, namun demikian kita masih bisa mengucap syukur bahwa di tengah kondisi sangat berat ini BRI bisa merancang dan eksekusi strategi [bisnis yang] tepat sepanjang 2020/ Oleh karenanya tema tahun ini, tahun terberat telah lewat BRI semakin sehat dan kuat.”
Dalam BRI Group Economic Forum 2021, manajemen BBRI juga optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini akan terdongkrak dengan adanya konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat yang mulai meningkat.
Dengan adanya pertumbuhan ini maka penyaluran kredit perbankan tahun ini juga akan terdongkrak naik.
Sunarso mengatakan tahun ini outlook ekonomi tahun ini lebih optimistis dibanding dengan tahun lalu, didorong oleh sejumlah indikator seperti vaksin dan prediksi dari lembaga dunia seperti International Monetary Fund (IMF) yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,4%.
“Oleh karena itu strategi BRI merespons untuk mendukung konsumsi rumah tangga dan daya beli melalui aktif mendorong efektivitas dan efisiensi penyaluran stimulus terutama yang mendorong daya beli, dari situ bisnis kita tumbuhkan. Maka strategi kami business follow stimulus,” kata Sunarso, Kamis (28/1/2021).
Sepanjang tahun lalu BRI telah menyalurkan KUR super mikro senilai Rp 8,6 triliun kepada 985.000 nasabah. Lalu menyalurkan subsidi gaji sebesar Rp 6,5 triliun kepada 5,4 juta penerima.
Selanjutnya ada program bantuan presiden produktif yang disalurkan kepada 7,7 juta penerima dengan nilai yang disalurkan sebesar Rp 18,6 triliun.
Dengan adanya penjaminan dari pemerintah, BRI juga telah menyalurkan kredit UMKM sebesar Rp 8,7 triliun yang diberikan kepada 14.000 nasabah.
Dari segi restrukturisasi, BRI telah melakukan restrukturisasi kredit nasabah senilai Rp 186 triliun kepada 2,8 juta nasabah.
Artikel ini telah tayang pada CNBC Indonesia dengan judul “Di Tengah Pandemi BRI Cetak Laba Bersih Rp 16,88 T Di 2020”
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210129075454-17-219554/di-tengah-pandemi-bri-cetak-laba-bersih-rp-1866-t-di-2020
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.