简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Bank Indonesia ( BI ) tengah menyiapkan proyek mata uang digital. Hal ini dilakukan untuk menandingi bitcoin.
BI Beraksi, Terbitkan 'Senjata Pamungkas' Lawan Bitcoin
Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia ( BI ) tengah menyiapkan proyek mata uang digital. Hal ini dilakukan untuk menandingi bitcoin.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan proyek uang digital ini tak hanya dilakukan oleh bank sentral Indonesia, namun juga oleh bank-bank sentral dari banyak negara. Sehingga untuk perilisannya nanti, akan ada koordinasi yang dilakukan.
“Kami rumuskan Central Bank Digital Currency (CBDC) yang BI akan terbitkan dan edarkan dengan bank-bank dan fintech secara wholesales dan ritel,” kata Perry saat menjawab pertanyaan dari Founder/Chairman CT Corp Chairul Tanjung mengenai cryptocurrencydalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook beberapa hari lalu.
Dia juga menegakan bahwa sesuai undang-undang di indonesia hanya ada satu mata uang yakni Rupiah.
“Seluruh alat pembayaran menggunakan koin, kertas dan digital menggunakan Rupiah dan wewenang di BI. Digital currency wewenang di BI, kami jelaskan bitcoin bukan alat pembayaran sah,” ujarnya.
Sebenarnya terdapat tiga model dalam CBDC menurut Bank for International Settlement (BIS) dalam laporannya pada Maret tahun lalu. Disebutkan bahwa CBDC harus mengedepankan kebutuhan nasabah.
Terdapat enam kebutuhan nasabah yang harus dipertimbangkan, seperti privasi, mudah digunakan, aman seperti uang tunai, memiliki akses universal, pembayaran luar negeri (cross-border), serta kegunaan peer-to-peer.
Berdasarkan kebutuhan utama tersebut, ada 3 model CBDC yang disajikan yakni:
1. Indirect CBDC dimana tagihan (claim) dilakukan ke perantara (bank komersial), sementara bank sentral hanya melakukan pembayaran ke bank komersial.
2. Direct CBDC dimana tagihan dilakukan langsung ke bank sentral.
3. Hybrid CBDC dimana tagihan dilakukan ke bank sentral, tetapi bank komersial yang melakukan pembayaran.
Berita ini telah tayang di CNBC Indonesia dengan judul “BI Beraksi, Terbitkan 'Senjata Pamungkas' Lawan Bitcoin”
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210227084054-37-226566/bi-beraksi-terbitkan-senjata-pamungkas-lawan-bitcoin
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Setelah sempat turun tajam dari ketinggian di $1,800 ke $1,774 pada minggu sebelumnya, pada minggu lalu harga emas berhasil naik kembali ke $1,792 oleh karena meningkatnya kekuatiran akan inflasi yang problematik dan melemahnya dollar AS ditambah dengan postur tehnikal grafik yang baik. Namun emas sulit untuk menembus $1,800 kecuali yields obligasi AS terus turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.
FOREX.com
Tickmill
OANDA
HFM
ATFX
IC Markets Global
FOREX.com
Tickmill
OANDA
HFM
ATFX
IC Markets Global
FOREX.com
Tickmill
OANDA
HFM
ATFX
IC Markets Global
FOREX.com
Tickmill
OANDA
HFM
ATFX
IC Markets Global