简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Pasangan matauang EUR/USD telah naik selama tiga minggu berturut-turut, dan sekarang bertengger dengan kokoh diatas batas 1.2000.
Pasangan matauang EUR/USD telah naik selama tiga minggu berturut-turut, dan sekarang bertengger dengan kokoh diatas batas 1.2000. Setelah sempat tertekan di bawah level 1.2000, pasangan matauang EUR/USD berhasil naik ke atas 1.20 menuju 1.2100, disekitar 1.2097 setelah sektor jasa Uni Eropa menurut Markit, bergerak ke teritori ekspansi, pertama kalinya sejak bulan Agustus tahun lalu.
Pertempuran global melawan coronavirus terus berlangsung. AS lebih baik dibandingkan dengan Uni Eropa. Amerika telah memvaksinasi sekitar 40% dari populasinya, sementara Uni Eropa baru 13.6%. AS hampir – hampir tidak pernah melakukan lockdown sementara di Uni Eropa restriksi berlanjut.
Sementara itu dunia kuatir dengan kasus harian virus corona yang mencetak rekor di India, yang melebihi 300.000 – selain itu di negara-negara tetangga lainnya juga mengalami peningkatan. Bagi negara – negara maju seperti Inggris, hal ini berarti meningkatnya resiko datangnya varian yang baru dan juga perlambatan ekonomi karena turunnya permintaan. Keprihatinan akan hal ini telah mendorong naik dollar AS yang safe-haven.
Dari Amerika Serikat, klaim pengangguran AS turun ke 547.000, sekali lagi mengatasi daripada yang diperkirakan di 607.000, maupun daripada minggu sebelumnya di 576.000. Penurunan dari level diatas 700.000 ke 576.000 pada minggu sebelumnya saja sudah merupakan kejutan positip yang disambut gembira oleh pasar dan para ekonom memperkirakan terjadinya konsolidasi pada angka klaim pengangguran minggu ini naik ke 607.000.
Publikasi ini memberikan dukungan naik tambahan terhadap dollar AS. Treasury AS yang mendominasi pergerakan dollar AS selama ini, nampaknya sudah melemah dominasinya, dan sekarang yield-nya berada pada 1.60%.
Data ekonomi yang dirilis pada hari Jumat minggu lalu menunjukkan bahwa sector yang paling terpukul dan jasa, kemungkinan pulih kembali dengan kecepatan yang lebih cepat daripada yang diperkirakan. PMI Jasa dari Markit Kembali masuk ke teritori ekspansi dengan angka 50.3, level tertinggi dalam delapan bulan. Sementara indeks manufaktur muncul di 63.3, mencetak rekor ketinggian baru.
Pertemuan ECB berlangsung pada hari Kamis minggu lalu. ECB tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah sebagaimana yang telah diperkirakan. Sementara Presiden ECB Lagarde mengulangi konsep yang sudah diketahui banyak orang, mengakui adanya tanda – tanda membaiknya ekonomi namun mensyaratkan kemajuan selanjutnya tergantung kepada perkembangan pandemi. Lagarde juga memberikan catatan bahwa the Fed tidak sedang mendiskusikan untuk mengurangi PEPP dan bahwa mereka akan terus membeli obligasi dengan makin cepat.
Minggu ini, Jerman akan mempublikasikan survey IFO bulan April. Pada hari Kamis, Uni Eropa akan mempublikasikan Economic Sentiment Indicator untuk bulan April. Sementara itu, Jerman akan membukakan angka perkiraan inflasi.
Ekonomi AS sedang meningkat akibat vaksin dan stimulus fiskal yang diberikan. AS telah memvaksin 40% dari populasinya paling tidak dengan satu suntikan, dan membuat kurva infeksi menjadi mendatar.
Rencana belanja infrastruktur dalam jumlah yang besar sedang di diskusikan di Washington, setiap perkembangan bisa menggerakkan pasar.
Order durable goods untuk bulan Maret diperkirakan naik secara moderat setelah penurunan yang terjadi pada bulan Februari. Namun, setelah NFP dan Retail Sales naik substansial secara mengejutkan, angka yang besar pada akhir bulan tidak bisa diabaikan. Dan data ini akan masuk dalam penghitungan angka pertumbuhan ekonomi yang akan keluar pada hari Kamis.
Statistik GDP rilis yang pertama untuk kuartal kesatu kemungkinan bervariasi, dengan bulan pertama dari tahun ini adalah periode transisi. Januari adalah bulan dimana infeksi Covid sedang meroket. Februari adalah campuran antara mulai membaiknya situasi virus namun datang badai musim dingin yang membekukan. Maret adalah saat dimana ekonomi mulai mengalami pemulihan yang massif.
Rilis laporan GDP kemungkinan akan menutupi laporan klaim pengangguran mingguan, namun angka Personal Consumption Expenditure inti pada hari Jumat akan menarik perhatian pasar karena merupakan alat ukur inflasi yang dipakai oleh the Fed. Setiap kenaikan kearah target bank sentral AS di 2% bisa menggerakkan pasar.
Event minggu ini adalah keputusan tingkat bunga dari Federal Reserve pada hari Rabu. Bank sentral paling berkuasa di dunia ini diperkirakan akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah namun bisa memberikan signal mengenai pergerakan yang akan datang. Sebagian partisipan pasar berspekulasi bahwa the Fed akan memberikan tanda-tanda mengenai rencana untuk mengurangi pembelian obligasi pada bulan Juni pada saat akan merilis proyeksi ekonomi yang baru. Hal ini bisa mendorong naik dollar AS.
Jika the Fed menahan diri untuk tidak memberikan indikasi mengenai pergerakan yang akan datang, investor akan fokus kepada dua mandate dari the Fed yaitu employment dan inflasi. Dalam hal employment, Powell pasti akan menekankan pentingnya memperhatikan 8,4 juta orang Amerika yang belum mendapatkan pekerjaan sehingga perlu diberikan lebih banyak dukungan moneter. Namun bagaimana halnya dengan penurunan tajam di dalam klaim pengangguran? Optimisme mengenai employment akan bisa mendorong naik dollar AS.
Dilemma yang sama dihadapi oleh the Fed dalam hal inflasi. Menurut publikasi terakhir, Consumer Price Index memang tetap rendah, mendukung sikap the Fed yang mengatakan kenaikan yields AS bersifat transitory. Namun, kekurangan supply dan keputusan Procter & Gamble untuk menaikkan harga bisa mendorong naik inflasi. Setiap kenaikan harga bisa mendorong naik dollar AS.
Mengakui outlook yang membaik dan memberikan tanda-tanda mengenai tindakan yang akan datang bisa mendorong naik dollar AS, sementara tetap mempertahankan kebijakan yang sangat akomodatif bisa membebani dollar AS.
Secara tehnikal masih bullish , namun investor kemungkinan akan kembali membeli dollar AS.
“Support” terdekat menunggu di 1.2000 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1955 dan kemudian 1.1916. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2110 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2170 dan kemudian 1.2242.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
Artikel ini telah tayang pada VIBIZNEWS.COM
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Setelah sempat turun tajam dari ketinggian di $1,800 ke $1,774 pada minggu sebelumnya, pada minggu lalu harga emas berhasil naik kembali ke $1,792 oleh karena meningkatnya kekuatiran akan inflasi yang problematik dan melemahnya dollar AS ditambah dengan postur tehnikal grafik yang baik. Namun emas sulit untuk menembus $1,800 kecuali yields obligasi AS terus turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.