简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Menurut pemantauan, deflasi Juni 2021 diperkirakan 0,11% secara bulanan atau month on month (mom). “Dengan perkembangan ini, perkiraan inflasi Juni 2021 secara tahun kalender sebesar 0,79% year to date (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,38% (yoy)," kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono.
Badan Pusat Statistik (BPS) kembali akan mengumumkan angka indeks harga konsumen (IHK) untuk Juni 2021. Angka IHK ini akan diumumkan pada pukul 11.00 WIB di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (1/7/2021).
Selain angka inflasi, BPS juga akan mengumumkan perkembangan indeks harga perdagangan besar Juni 2021, perkembangan pariwisata dan transportasi Mei 2021 dan perkembangan nilai tukar petani dan harga produsen gabah Juni 2021.
Sebelumnya tanda-tanda terjadi deflasi pada Juni lalu semakin menguat . Perkiraan ini berdasarkan pada hasil survei pemantauan harga Bank Indonesia (BI) pada minggu keempat Juni 2021.
Menurut pemantauan, deflasi Juni 2021 diperkirakan 0,11% secara bulanan atau month on month (mom). “Dengan perkembangan ini, perkiraan inflasi Juni 2021 secara tahun kalender sebesar 0,79% year to date (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,38% (yoy),” kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono.
Erwin merinci, penyumbang utama deflasi Juni 2021 antara lain komoditas cabai merah -0,10% mtm; daging ayam ras -0,08% mtm; tarif angkutan antarkota -0,06% mtm; cabai rawit -0,04% mtm; bawang merah -0,02% mtm; daging sapi, kelapa, tomat, udang basah dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar -0,01% mtm.
Namun, masih ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga (inflasi) sehingga menghambat laju deflasi seperti telur ayam ras 0,03% mtm; emas perhiasan 0,02% mtm; minyak goreng, sawi hijau, kacang panjang, nasi dengan lauk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% mtm.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Indonesia berpotensi cetak surplus neraca perdagangan terbesar tahun ini. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan hal ini bisa dicapai Indonesia jika tren surplus terjaga hingga triwulan IV-2021. “Jika surplus perdagangan terus konsisten pada triwulan IV 2021, maka tahun ini Indonesia akan mendapatkan surplus terbesar pertama kali dalam sejarah. Sepanjang Januari hingga Oktober 2021 surplus perdagangan sudah mencapai USD30,81 miliar,” kata Mendag, Rabu (17/11/2021). Diketahui, neraca perdaganga
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong pasar rakyat untuk tetap beroperasi, khususnya di masa pandemi Covid-19. Salah satunya, melalui program Digitalisasi Pasar Rakyat yang diinisiasi Kementerian Perdagangan.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) secara resmi meluncurkan inisiatif baru modul e-voting dengan fitur live streaming atau kehadiran secara daring.
Kepala Ekonom Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendekati angka 5% pada 2022 mendatang meskipun sempat mengalami tekanan akibat Covid-19 pada 2020 dan 2021.