简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Keprihatinan akan pertumbuhan global dan akomodasi lebih lanjut oleh bank-bank sentral dunia adalah dua alasan kenapa emas masih bisa bullish ke depannya. Kekuatiran mengenai pertumbuhan telah membuat sebagian bank menginjak rem terhadap ide pengetatan. Lebih banyak keberhati-hatian diluar sana. Melambatnya GDP Cina mendukung argument bahwa kita masih bertempur melawan pandemic ini. Hal ini akan bisa mempercepat bangkitnya keengganan terhadap resiko dan jika hal ini terjadi, emas akan bisa mengalami arus safe-haven lebih banyak.
Harga emas sempat naik solid sebanyak $24.30 ke $1,807.60 per troy ons, pada awal perdagangan hari Senin 5 Juli dengan pasar menyentuh ketinggian hampir tiga minggu, sebagian karena indeks dollar melemah dan sebagian karena pembelian yang berdasarkan grafik tehnikal juga mewarnai perdagangan memulai minggu yang baru, dengan postur tehnikal jangka pendek dari emas telah sedikit membaik, sampai saat ini emas berhasil mempertahankan angka tertingginya di $1,808.
Emas berhasil bertahan di atas $1,800 per ons sementara semua mata tertuju kepada event minggu ini dimana Kepala Federal Reserve Jerome Powell akan menyampaikan testimoni kebijakan moneter setengah tahun di depan Kongres AS, dengan pasar mencari petunjuk-petunjuk baru mengenai pengetatan.
Metal berharga emas menyelesaikan minggu lalu dengan kenaikan 1.4% dengan emas berjangka Comex kontrak bulan Agustus diperdagangkan di sekitar level $1,808.
Minggu ini, beberapa laporan data ekonomi akan membantu pasar untuk mengukur kemana ekonomi AS mengarah dan seberapa hawkish the Fed akan bergerak. Angka inflasi bulan Juni dan penjualan ritel akan dirilis pada hari Selasa dan Jumat. Data kunci yang lain yang akan dimonitor adalah angka PPI pada hari Rabu dan klaim pengangguran pada hari Kamis, Philadelphia Fed manufacturing index, dan NY Empire State manufacturing index.
Dengan menyebarnya varian baru Covid – 19 ke seluruh dunia, dan angka ekonomi yang lemah yang muncul belakangan ini, kemungkinan para bank sentral utama dunia, termasuk the Fed, tidak akan bertindak hawkish secara agresif segera.
Banyak fokus tertuju kepada keprihatinan akan pertumbuhan ekonomi global pada minggu ini yang disebabkan oleh penyebaran varian Delta Covid – 19 di negara-negara tertentu. Banyak bagian dari dunia ini masih jauh dari berakhirnya pandemi yang berakibat kepada masih akan terus berlangsungnya kebijakan moneter yang akomodatif di seluruh dunia.
Risalah pertemuan FOMC yang dirilis minggu lalu juga tidak memberikan signal bahwa the Fed telah berbalik menjadi hawkish. Apa yang the Fed katakana hanyalah bahwa mereka tidak bersedia untuk mengorbankan stabilitas harga untuk mengubah employment sepenuhnya.
The Fed kemungkinan akan tetap akomodatif, khususnya dengan penyebaran varian Delta, melemahnya tekanan inflasi, dan problem dengan data employment, termasuk rendahnya tingkat partisipasi tenaga kerja, sehingga tidak ada alasan untuk berpikir bahwa the Fed akan agresif secara partikular mengenai tingkat bunga.
Hal ini adalah kabar baik bagi emas. Kelihatannya laporan harga di AS dan Eropa akan melemah pada minggu ini dan emas akan diperdagangkan dengan kuat, mengambil keuntungan dari the Fed yang kemungkinan akan tetap akomodatif.
Tanda-tanda dari para bank sentral untuk tetap akomodatif di seluruh dunia juga sudah ada. ECB telah bergerak ke target inflasi 2% yang simetris bertolak belakang dengan penetapan batas atas di level tersebut sehingga mengijinkan inflasi untuk naik mengkompensasi kekurangan sebelumnya yang berarti berbalik menjadi dovish.
Keprihatinan akan pertumbuhan global dan akomodasi lebih lanjut oleh bank-bank sentral dunia adalah dua alasan kenapa emas masih bisa bullish ke depannya.
Kekuatiran mengenai pertumbuhan telah membuat sebagian bank menginjak rem terhadap ide pengetatan. Lebih banyak keberhati-hatian diluar sana. Melambatnya GDP Cina mendukung argument bahwa kita masih bertempur melawan pandemic ini. Hal ini akan bisa mempercepat bangkitnya keengganan terhadap resiko dan jika hal ini terjadi, emas akan bisa mengalami arus safe-haven lebih banyak.
Yields treasury AS juga mulai mengkuatirkan pasar dengan terjadinya penurunan di bawah 1.3% pada minggu lalu, namun yang pada saat sekarang telah berhasil naik lagi ke 1.35%. Turunnya yields AS memberikan signal terjadinya pengurangan ekspektasi pertumbuhan secara signifikan. Dan ini menguntungkan emas.
Dengan bank-bank sentral, termasuk the Fed, masih akan akomodatif, maka emas masih berpeluang untuk kembali naik ke $1,900 per ons dalam jangka panjang, namun dalam jangka pendek kemungkinan hanya bergerak dalam rentang yang tebatas dengan para investor memasuki liburan musim panas.
“Support” terdekat menunggu di $1,794 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,765 dan kemudian $1,750. “Resistance” terdekat menunggu di $1,815 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,825 dan kemudian $1,850.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Setelah sempat turun tajam dari ketinggian di $1,800 ke $1,774 pada minggu sebelumnya, pada minggu lalu harga emas berhasil naik kembali ke $1,792 oleh karena meningkatnya kekuatiran akan inflasi yang problematik dan melemahnya dollar AS ditambah dengan postur tehnikal grafik yang baik. Namun emas sulit untuk menembus $1,800 kecuali yields obligasi AS terus turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.