简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Ekonom di UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy meninjau pertemuan BI terbaru.Kutipan UtamaBank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga a
Ekonom di UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy meninjau pertemuan BI terbaru.
Kutipan Utama
“Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah di 3,50% pada pertemuan kebijakan moneter Juli 2021. Oleh karena itu, BI mempertahankan suku bunga Fasilitas Deposit di 2,75%, serta suku bunga Fasilitas Pinjaman di 4,25%. BI menyatakan keputusan tersebut sejalan dengan kebutuhan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global, proyeksi inflasi rendah, serta upaya mendukung pertumbuhan ekonomi dari COVID-19.”
“BI memperkirakan pertumbuhan domestik akan lebih rendah dari sebelumnya (terutama di kuartal ketiga 2021) menyusul penyebaran varian delta COVID-19, yang mengharuskan pemerintah untuk memberlakukan pembatasan mobilitas yang lebih ketat. Meskipun demikian, BI memperkirakan pertumbuhan akan meningkat pada kuartal keempat 2021 seiring dengan program vaksinasi yang lebih cepat, penerapan protokol kesehatan, stimulus yang berkelanjutan, mobilitas yang lebih tinggi, dan perbaikan kinerja ekspor. Sekarang, BI melihat pertumbuhan ekonomi 3,5% - 4,3% pada tahun 2021 dibandingkan 4,1% - 5,1% sebelumnya.”
“BI juga menegaskan bahwa pertumbuhan kredit mulai tumbuh positif di tengah likuiditas yang mengalir, suku bunga lebih rendah, dan lebih tingginya aktivitas dari rumah tangga, UKM, dan korporasi.”
“Dengan perkembangan global saat ini, kami berpandangan BI memiliki lebih sedikit ruang untuk menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut. Meskipun demikian, BI akan tetap mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif melalui tindakan-tindakan pendukung moneter, makroprudensial, dan likuiditas lainnya untuk secara efektif mentransmisikan penurunan suku bunga acuan sejauh ini ke dalam perekonomian. Kami mempertahankan perkiraan suku bunga BI kami tetap pada level saat ini 3,50% untuk sisa tahun ini.”
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil pada 22 November 2021. Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah. Namun, Fitch melihat masih ada beberapa tantangan yang membayangi, yaitu ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal yang tinggi, penerimaan Pemerintah yang rendah, serta fitur-fitur struktural, seperti PDB per kapita dan indikator tata kelola, yang relatif tertinggal dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama.
EUR/USD menyentuh puncak intraday di atas 1,1600 menjelang sesi Eropa hari ini di tengah kekhawatiran beragam. Meski begitu, pembeli ragu untuk mengam
Pada Kamis dini hari, sekitar pukul 03:00 GMT / 10:00 WIB, Bank of Japan (BOJ) akan memberikan keputusan rapat kebijakan moneter rutinnya. Menyusul ke
Perak (XAG/USD) telah menguji support utama di kisaran $21,87/17, yang telah bertahan. Karen Jones, Kepala Tim Riset Analisis Teknis FICC di Commerzba
TMGM
STARTRADER
XM
IC Markets Global
Tickmill
EC Markets
TMGM
STARTRADER
XM
IC Markets Global
Tickmill
EC Markets
TMGM
STARTRADER
XM
IC Markets Global
Tickmill
EC Markets
TMGM
STARTRADER
XM
IC Markets Global
Tickmill
EC Markets