简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar: Setelah turun pada bulan Juli 2021, penjualan eceran diperkirakan meningkat pada bulan Agustus 2021. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, ini terlihat dari perkiraan Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2021 yang sebesar 196,5 atau secara bulanan tumbuh 4,3% month on month (mom).
Setelah turun pada bulan Juli 2021, penjualan eceran diperkirakan meningkat pada bulan Agustus 2021. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, ini terlihat dari perkiraan Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2021 yang sebesar 196,5 atau secara bulanan tumbuh 4,3% month on month (mom).
“Peningkatan tersebut diindikasi sejalan dengan aktivitas yang mulai meningkat, seiring dengan pelonggaran PPKM di beberapa wilayah,” ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam laporannya, Kamis (9/9).
Responden kemudian memperkirakan, mayoritas kelompok mengalami pertumbuhan, terutama Kelompok Suku Cadang dan Aksesoris yang tumbuh 24,9% mom setelah pada bulan sebelumnya mengalami penurunan 24,7% mom. Kemudian, disusul dengan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang diperkirakan naik 13,4% mom, setelah pada bulan sebelumnya turun 22,0% mom.
Pertumbuhan kinerja penjualan juga tercatat pada kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya sebesar 17,3% mom, setelah pada sebelumnya turun 19,5% mom. “Ini sejalan dengan permintaan dalam negeri yang meningkat, dan kondisi musim atau cuaca yang mendukung,” tambah Erwin.
Sayangnya, bila dibandingkan dengan Agustus 2020, kinerja penjualan eceran pada Agustus 2021 diperkirakan menurun 0,1% year on year (yoy). Meski, memang penurunannya tidak sedalam 2,9% yoy pada bulan sebelumnya. Namun, masih ada beberapa kelompok yang mencatat perbaikan, terutama Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tumbuh 10,7% yoy, diikuti Makanan, Minuman, dan Tembakau yang tumbuh 7,3% yoy.
Adapun, kelompok lain juga mengalami perbaikan pertumbuhan, meski memang masih berada dalam fase kontraksi, seperti kelompok suku Cadang dan Aksesori yang turun 3,5% yoy dan Perlengkapan Rumah Tangga lainnya turun 10,6% yoy.
Sumber Kontan.co.id
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Indonesia berpotensi cetak surplus neraca perdagangan terbesar tahun ini. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan hal ini bisa dicapai Indonesia jika tren surplus terjaga hingga triwulan IV-2021. “Jika surplus perdagangan terus konsisten pada triwulan IV 2021, maka tahun ini Indonesia akan mendapatkan surplus terbesar pertama kali dalam sejarah. Sepanjang Januari hingga Oktober 2021 surplus perdagangan sudah mencapai USD30,81 miliar,” kata Mendag, Rabu (17/11/2021). Diketahui, neraca perdaganga
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong pasar rakyat untuk tetap beroperasi, khususnya di masa pandemi Covid-19. Salah satunya, melalui program Digitalisasi Pasar Rakyat yang diinisiasi Kementerian Perdagangan.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) secara resmi meluncurkan inisiatif baru modul e-voting dengan fitur live streaming atau kehadiran secara daring.
Kepala Ekonom Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendekati angka 5% pada 2022 mendatang meskipun sempat mengalami tekanan akibat Covid-19 pada 2020 dan 2021.