简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar: Dolar Amerika Serikat naik terhadap mata uang berimbal hasil tinggi tetapi beranjak turun terhadap euro dan sterling pada hari Senin setelah laporan pekerjaan AS hari Jumat lalu meninggalkan ruang ketidakpastian signifikan mengenai kapan Federal Reserve kemungkinan mulai menaikkan suku bunga.
Dolar Amerika Serikat naik terhadap mata uang berimbal hasil tinggi tetapi beranjak turun terhadap euro dan sterling pada hari Senin setelah laporan pekerjaan AS hari Jumat lalu meninggalkan ruang ketidakpastian signifikan mengenai kapan Federal Reserve kemungkinan mulai menaikkan suku bunga.
Laporan angka pekerjaan AS tersebut adalah yang terlemah tahun ini, hanya mencapai 194.000 pekerjaan nonpertanian yang ditambahkan, jauh dari perkiraan konsensus. Perubahan peningkatan yang besar pada data Agustus sedikit mengurangi kekecewaan, tetapi pendapatan rata-rata berada di atas ekspektasi, meningkatkan kekhawatiran bahwa inflasi dapat menguat pada saat yang sama seiring melambatnya pertumbuhan imbas masalah di rantai pasokan global dan pasar tenaga kerja lokal. Namun, angka-angka tersebut tidak menunjukkan bahwa Fed tidak akan mulai mengurangi pembelian obligasi bulan depan.
Pada pukul 14.23 WIB, Indeks Dolar AS menguat tipis 0,02% di 94,097 menurut data Investing.com setelah gagal melewati level tertinggi September sebagai respons terhadap laporan pekerjaan pada hari Jumat. Dolar AS menguat 0,52% terhadap yen, dan 0,05% terhadap dolar Selandia Baru, didukung oleh harga komoditas global yang tinggi yang membutuhkan dolar AS untuk penyelesaian perdagangan.
Namun, dolar AS melemah terhadap pound, GBPUSD naik 0,29% di 1,3650 setelah komentar dari dua pejabat senior Bank of England - termasuk Gubernur Andrew Bailey - pada akhir pekan, yang mengisyaratkan dengan sangat jelas bahwa bank sentral ini sedang mencari cara untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Ekspektasi inflasi telah meningkat menjadi lebih dari 4% dalam lima tahun di Inggris, sebuah negara yang masih lebih terluka daripada kebanyakan kenangan stagflasi di tahun 1970-an.
Bailey mengatakan kepada Yorkshire Post dalam wawancara bahwa “jelas” ia “khawatir” pada inflasi di atas target, menambahkan bahwa: “Kami akan memiliki pekerjaan yang sangat rumit dan menantang di tangan kami sehingga kami harus mencegahnya menjadi tertanam secara permanen karena itu jelas akan sangat merusak.”
Sementara itu, rekannya Michael Saunders, mengatakan kepada Sunday Telegraph bahwa Inggris harus bersiap untuk kenaikan suku bunga “secara signifikan lebih awal”. Suku bunga utama Bank telah ditetapkan sebesar 0,1% sejak awal pandemi.
Sterling naik 0,4% ke level tertinggi tiga bulan di 1,1804 melawan euro dan naik 0,4% terhadap dolar ke level tertinggi satu bulan di $1,3664 pada saat ditulis pukul 3:10 AM ET (0710 GMT). Sedangkan rupiah lanjut menguat 0,09% di 14.207,5 per dolar AS hingga pukul 14.29 WIB.
Mata uang bertema minyak melanjutkan pergerakan kuatnya lantaran harga minyak mentah bertahan jauh di atas $80 per barel selama akhir pekan. Rubel Rusia menguji level tertinggi 14 bulan terhadap dolar di 71,6724, sementara dolar Kanada menguji level tertinggi dua bulan setelah membukukan laporan pasar tenaga kerja yang jauh lebih kuat pada hari Jumat. Kanada menambahkan 157.000 pekerjaan pada bulan September dan sekarang telah menggantikan semua pekerjaan yang hilang pada awal pandemi.
Pasar AS akan sedikit menipis oleh libur Hari Columbus di AS, sementara pidato dari kepala ekonom European Central Bank (ECB) Philip Lane dan Frank Elderson akan dipantau untuk mencari tanda-tanda bahwa ECB - semakin menjadi berbeda terhadap tren global pengetatan moneter - mulai bereaksi terhadap tekanan inflasi yang lebih tinggi.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas. Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat (19.03 GMT).
Setelah sempat turun tajam dari ketinggian di $1,800 ke $1,774 pada minggu sebelumnya, pada minggu lalu harga emas berhasil naik kembali ke $1,792 oleh karena meningkatnya kekuatiran akan inflasi yang problematik dan melemahnya dollar AS ditambah dengan postur tehnikal grafik yang baik. Namun emas sulit untuk menembus $1,800 kecuali yields obligasi AS terus turun.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2021 naik 16 sen, atau sekitar 0,19 persen, menjadi US$82,44 per barel di New York Mercantile Exchange pada Senin (18/10/2021).
Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.