简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Bisa Jadi Investor Nggak Sih?
Dunia investasi memang semakin tenar belakangan ini. Semua kalangan semakin melirik untuk mendapatkan cuan lebih dari berinvestasi, salah satunya kaum emak-emak.
Emak-emak di sini terutama ibu rumah tangga yang biasa menyisihkan uang belanjanya untuk berinvestasi. Namun, tidak semulus itu, banyak kasus yang membuat emak-emak teriak kalau mereka merugi.
Kasus-kasus kerugian itu saat mereka melakukan investasi di instrumen yang risikonya tinggi, seperti kripto. Padahal sudah banyak orang tahu, kalau instrumen itu memang sangat tinggi risikonya dibandingkan reksadana, pasar uang atau saham.
Pergerakan harga kripto sendiri bergerak terus selama 24 jam. Jadi, wajar jika risikonya sangat tinggi. Dalam beberapa waktu harga bisa berubah secara signifikan. Berbeda dengan saham yang memiliki jam pembukaan dan penutupan dalam satu hari.
Menurut Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho emak-emak saat ini mengalami kerugian dalam berinvestasi karena hanya sekedar mengikuti trend atau pun terpengaruh oleh para influencer di sosial media atau lingkungan.
“Selain itu perasaan ingin mendapatkan keuntungan besar dalam waktu cepat juga mendorong tindakan tersebut. Namun sayangnya tidak dibarengi literasi dan pemahaman yang memadai tentang apa instrumen investasi yang akan mereka masuki,” katanya, pada hari Senin (18/4/2022).
Namun, menurutnya hal itu juga tidak terjadi kepada emak-emak. Kalangan bapak-bapak juga kerap kali terjebak dengan tren semata. Ia juga mengingatkan, investasi seperti di kripto memang sangat berisiko tinggi. Meskipun bisa dipantau dengan cara analisa teknikal.
“Investasi di kripto tidak ada underlying assetnya dan volatilitas harganya bisa sangat dinamis mengikuti permintaan pasar, sehingga naik turunnya harga bisa sangat ekstrim dan cepat,” lanjutnya.
Andy mengingatkan jika ibu - ibu rumah tangga sekalipun bisa untung dan menjadi trader yang mumpuni, bila dibekali dan dibarengi dengan kemampuan dan pemahaman yang memadai tentang investasi dan pasar modal.
“Atau bahkan kripto sekalipun. Jadi bukan tergantung dari apa profesi para ibu-ibu ini, namun lebih pada bagaimana literasi dan kemampuan yang mereka miliki,” tuturnya.
Kasus Emak-emak Rugi karena Investasi
Dengan rendahnya literasi hingga terpengaruh lingkungan dan sosial media, sudah banyak kasus emak-emak yang merugi berinvestasi.
Kasus yang sempat menggemparkan publik yakni saat token ASIX disebut belum terdaftar di Bappebti. Akibatnya token milik keluarga penyanyi Anang Hermansyah merosot dalam.
Kabar itu membuat publik heboh. Apa lagi, istri dari Anang, Ashanty memang mengajak followernya terutama ibu-ibu untuk berinvestasi di token ASIX.
Dalam tangkap layar kala itu, investor ASIX ada yang mengungkap rugi dari investasi Rp 25 juta menjadi Rp 12 juta. Masalah ini berlangsung pada Februari 2022 lalu.
“Halo tolong pak Anang saya beli Rp 25 juta sekarang tinggal Rp 12 juta. Tolong kembalikan uang saya, karena sebentar lagi puasa,” tulis keluhan pada tangkapan layar grup Telegram yang banyak disebar warganet.
Ada juga investor yang kebingungan uang investasinya malah berkurang bukannya bertambah setelah membeli token ASIX. “Ini kenapa ya bund, saya beli Rp 10 juta kenapa sekarang sisa Rp 5 juta,” kata orang itu
Kasus lain, ada emak-emak muda di Garut yang melapor polisi dan mengaku menjadi korban penipuan investasi yang disebut-sebut berkaitan dengan kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan.
Korban dari kasus ini disebut-sebut mencapai lebih dari 100 orang dengan kerugian ditaksir mencapai Rp 3-Rp 4 miliar.
Pengacara sejumlah korban, Sony Sonjaya mengatakan salah satu alasan para kliennya melapor lantaran ingin mengetahui aliran dana uang mereka.
“Kami melakukan pelaporan seperti ini ingin membuktikan putaran atau mungkin mutasi rekening ini ke mana,” ujar Sony kepada wartawan, Kamis (31/3).
Kemudian, ada juga puluhan emak-emak korban investasi bodong di Bojonegoro melaporkan seseorang diduga inisiator investasi dan arisan online ke Mapolres. Total kerugian korban sebesar Rp 5 miliar.
Kapolres Bojonegoro AKBP Muhammad membenarkan adanya pengaduan itu. Saat ini Tim Satuan Reserse Kriminal Polres Bojonegoro sedang melakukan penanganan awal atas aduan tersebut
“Sedang didalami oleh Tim Satreskrim saat ini, ya,” kata Kapolres Muhammad, Maret lalu.
Rekomendasi Investasi untuk Ibu-ibu
Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan untuk menentukan instrumen investasi yang cocok untuk semua kalangan, tentunya sesuai dengan profil kemampuan dalam menerima risiko.
“Bila kita merasa tidak terlalu punya waktu dan kemampuan untuk memperhatikan dengan melekat investasi yang kita masuki, maka sebaiknya pilih investasi yang beresiko rendah atau sedang seperti logam mulia, property, obligasi, atau indeks,” jelasnya.
Selain itu bisa dipilih juga reksadana yang disesuaikan dengan profil risiko. Bila mau masuk ke pasar saham, dia bilang berlakulah sebagai investor yang mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga saham untuk jangka panjang serta dividen.
Andy juga memberikan tips aman berinvestasi untuk ibu-ibu. Pertama, pahami terlebih dahulu profil kemampuan dalam menerima risiko. “Apakah kita seorang yang agresif, moderat, ataupun konservatif,” lanjutnya.
Kemudian, diingatkan jangan berinvestasi hanya karena ikut-ikutan tren atau terpengaruh oleh influencer. Lalu, siapkan uang untuk berinvestasi, hindarkan investasi dengan berutang.
“Semisal kalo uangnya hilang maka bikin kita gak bisa makan atau bayar uang sekolah anak. Hindari berinvestasi dgn cara berutang,” ucapnya.
Pelajari dan pahami produk investasi yang akan dimasuki. Tidak hanya bagaimana bisa mendapatkan keuntungan, tapi juga bagaimana bisa menghindari dan mengurangi kerugian. Terakhir, cek legalitas dan Logika dari produk investasi yang akan kita masuki.
Daftar Investor Perempuan di Dunia
Forbes tiap tahunnya merilis Daftar Midas yaitu 100 investor teknologi teratas di dunia. Dalam catatan forbes, tahun 2022 ini urutan pertama pada daftar investor perempuan di dunia adalah Anna Fang.
Dia adalah Partner dan CEO ZhenFund. Fang mengawasi portofolio yang telah mendukung lebih dari 600 perusahaan startup. Kesepakatan penting yang dimiliki Fang di Yatsen, perusahaan kecantikan asal China.
Anna memimpin investasi ZhenFund di unicorn seperti RED (XiaoHongShu), Perfect Diary, Yitu, Horizon Robotics, VIPKID, Mia, NiceTuan (ShiHuiTuan) dan Good Driver.
Posisi kedua ada Mary Meeker. Wanita ini berada di urutan kedua dengan kesepakatan pentingnya investasi di platform musik Spotify. Meeker dikenal dengan taruhan cerdik di Instacart, Slack, Square, Airbnb dan Houzz, serta Facebook dan Twitter.
Ketiga ada Mar Hershenson asal Los Atlas. Wanita ini memiliki kesepakatan besar di DoorDash. Investasi awal dia sebagai investor di DoorDash juga. Dengan investasi itu pernah membawa dirinya masuk ke Daftar Midas di 2021.
Keempat, Jenny Lee merupakan pimpinan dari GGV Capital, perusahaan modal ventura global yang berinvestasi dalam investasi tahap awal pertumbuhan sebuah usaha misalnya ritel.
Lee secara luas dianggap sebagai salah satu investor VC yang paling dihormati di China berkat fokusnya pada bidang-bidang seperti teknologi pendidikan, Robotika, dan AI.
Kelima, Kirsten Green adalah founder dari Forerunner Ventures. Perusahaan dibangun pada 2012 lalu. Sebagai investor, Green telah memimpin investasi awal ke tujuh perusahaan unicorn saat ini termasuk Chime, Glossier dan Faire.
Green juga kabarnya dalam anggota pendiri All Raise, sekelompok pemodal ventura wanita yang bekerja untuk mengubah industri mereka.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Octa Markets Cyprus Ltd, broker internasional yang beroperasi sejak 2011, menerima penghargaan 'Broker Ramah Islam Terbaik Indonesia 2024' dari Finance Derivative atas komitmennya yang luar biasa dalam menyediakan layanan perdagangan sesuai Syariah di pasar Indonesia.
Berdasarkan pantauan terkini, telah teridentifikasi beberapa platform broker forex yang saat ini telah berubah statusnya menjadi ilegal. Hal ini lantaran aspek otorisasi/regulasi/lisensi telah dicabut oleh lembaga berwenang yang dieksekusi pada akhir November 2024.
VPR Safe Financial Group selaku operator broker forex Alvexo diwajibkan membayar denda sebesar 50.000 Euro atau setara lebih dari Rp 830 Juta akibat pelanggaran serius yang dilakukan terkait dengan Pembatasan Pemasaran, Distribusi dan Penjualan Kontrak untuk Perbedaan (CFD) kepada Klien Ritel.
Semakin bertambah ancaman kejahatan online di dunia perdagangan instrumen keuangan online. Terdeteksi adanya lima broker forex kategori penipu baru yang telah memakan korban. Muncul pula upaya improvisasi kriminal daring dengan modus platform duplikasi regulator per akhir November 2024.