简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Cadangan devisa negara-negara Asia terus menurun dalam setahun terakhir
Setelah bertahun-tahun membangun cadangan devisa, sejumlah bank sentral di Asia memanfaatkannya untuk memperkuat nilai tukar mata uang yang melemah terhadap dolar AS. Cadangan devisa Thailand, Filipina, Korea Selatan, India, Malaysia, hingga Indonesia terus menurun dalam setahun terakhir.
“Beberapa negara akan menggunakan cadangan mereka untuk menstabilkan mata uang ketika pergerakannya berlebihan,” kata Manajer Portofolio Makro Global di GAMA Asset Management Jenewa, Rajeev De Mello dilansir Bloomberg, Senin (27/6/2022).
Cadangan devisa Thailand turun menjadi 221,4 miliar dolar AS pada 17 Juni, dalam data yang dirilis akhir pekan lalu. Nilai tersebut adalah yang terendah dalam lebih dari dua tahun. Di Indonesia, cadangan devisa pada Mei 2022 adalah yang terkecil sejak November 2020.
Cadangan di Korea Selatan dan India juga berada pada titik terendah dalam lebih dari setahun. Sementara itu, stok cadangan devisa Malaysia mengalami penurunan terbesar sejak 2015. Cadangan devisa di Asia menurun tahun ini karena tekanan yang terus meningkat dari mata uang Amerika Serikat.
“Mereka tahu bahwa mereka tidak dapat membalikkan kelemahan mata uang mereka terhadap dolar AS, tetapi mereka dapat memuluskan penurunan,” katanya.
Belajar dari krisis keuangan Asia 1997, bank sentral telah mengumpulkan dolar untuk membantu mempertahankan mata uang mereka selama periode perubahan pasar yang liar. Tahun ini, ketika Federal Reserve yang hawkish meningkatkan dolar AS, bank sentral telah membalikkan pembelian.
Thailand dan Indonesia termasuk di antara mereka yang telah berjanji untuk mengurangi volatilitas mata uang. Bangko Sentral ng Pilipinas mengatakan membiarkan pasar menentukan nilai peso terhadap dolar, dan hanya melakukan intervensi untuk menahan volatilitas.
“Bank-bank sentral di Asia cenderung 'bersandar melawan angin', menggunakan intervensi foreign exchange/ untuk memperlancar penyesuaian nilai tukar,” kata Co-head of Asian economics research di HSBC Holdings Plc, Frederic Neumann.
Mata uang Asia mungkin berada di bawah tekanan lebih besar karena The Fed bersiap untuk kenaikan suku bunga besar lainnya bulan depan. Analis memperkirakan kenaikan minimal 50 basis poin.
Mata uang regional sudah melayang di posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir. Peso Filipina pada hari Senin (27/6/2022) merosot ke level terlemahnya sejak 2005, sementara rupee India turun ke rekor terendah pekan lalu.
“Pembalikan tren membutuhkan lebih banyak upaya, mungkin hanya mulai terjadi begitu investor dapat melihat dengan lebih jelas akhir dari siklus pengetatan Fed,” katanya.
Artikel ini telah tayang di republika.co.id Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
https://www.republika.co.id/berita/re5wd7383/bank-sentral-di-asia-andalkan-cadangan-devisa-halau-tekanan-dolar-as
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
ATFX, pialang valas dan CFD global terkemuka, telah dianugerahi penghargaan "Perusahaan Perdagangan Online Terbaik Global 2024" oleh World Business Outlook Awards. Penghargaan ini menyoroti dedikasi ATFX yang tak tergoyahkan terhadap keunggulan, inovasi dan penyediaan pengalaman perdagangan yang unggul bagi para kliennya di seluruh dunia.
Tindakan sepihak dari brokerquotex yang pada situs web-nya menawarkan layanan perdagangan forex online, telah membuat seorang trader id nusantara menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah. Sampai saat ini, platform tersebut masih dinyatakan ilegal di yurisdiksi Indonesia.
Perusahaan Prop Trading Alpha Capital Group klaim menghasilkan pendapatan hingga “Puluhan Juta” Poundsterling. Pendapatan platform melonjak 846 persen pada tahun kedua dan 180 persen lagi pada tahun ketiga. Meskipun jumlah pedagang aktif telah meningkat secara signifikan selama bertahun-tahun, namun lalu lintas situs web baru-baru ini menurun.
Korban terlanjur muncul, dua lembaga regulasi turun tangan. Otoritas keuangan berwenang SFC, Hong Kong dan FMA, Selandia Baru menerbitkan siaran pers resmi peringatan bahaya platform broker forex Corporate Brokers Limited versi klon/imitasi/duplikasi.